Selasa (9/5), media santer memberitakan pembubaran HTI. Saya sama sekali tak senang dengan berita itu, meski sejak dulu saya tak pernah sepaham dengan HTI. Jika HTI memang dinilai mengancam, apakah penanggulangannya harus dengan cara dibubarkan? Bukankah ini sikap seorang pecundang? Karena kalah metode penyebaran ajaran, maka kekuasaan dimanfaatkan untuk memenangkan persaingan. Benar-benar bukan sikap kesatria. Saya sangat menyesalkan sikap PBNU maupun PP Muhammadiyah, dimana mereka justru terlihat menari-nari di atas pembubaran HTI. Sebagai organisasi keagamaan terbesar di negeri ini, harusnya mereka bisa merangkul HTI, bukan malah memusuhinya. Masalah HTI yang sering ngelunjak dan tak tahu diri? ya biarlah, itu cara mereka berdakwah kok. Nah, sekarang coba bayangkan jika PBNU atau PP Muhammadiyah yang dibubarkan. Perbedaan cara dan metode berdakwah tentu sebuah keniscayaan. Yang akan mendapat simpati tentu mereka yang paling elegan dalam berdakwah. Di sisi lain, dengan dibubarkannya
Goresan penamu runtuhkan tirani